Rabu, 31 Desember 2008

Manusia Terakhir Masuk Surga

Diceritakan sebuah hadits dr Kitab Tamasya ke Surga oleh Ibnu Qayyim al Jauziyah;

Pada hari akhir nanti setelah manusia mendapatkan ganjarannya; yg beriman dan beramal sholeh telah mendapatkan surga dan manusia yg durhaka kpd Allah telah masuk neraka.
Setelah beribu-ribu tahun berlalu Allah menyuruh kpd malaikat utk mencari seseorang di dalam neraka yg masih memiliki iman meski cuma sebesar atom. Malaikatpun pergi ke neraka mencari-cari orang yg dimaksud, tapi tak ketemu. Malaikat kembali kpd Allah dg tangan hampa. Kembali Allah menyuruhnya untuk mencari. Malaikat mencari kembali dan akhirnya menemukan manusia yg dimaksud, lalu membawanya kpd Allah.

Allah berfirman, "Karena masa hukumanmu telah habis dan kamu telah disucikan dari dosa-dosamu, maka sekarang kamu Kumasukkan ke surga karena selama hidup kamu memiliki iman kepada-Ku meski cuma sebesar atom. Untukmu Kuberikan kekayaan sebesar bumi dan seluruh isinya serta ditambah lagi sepuluh kalinya."

Manusia itupun kaget, dengan iman sebesar atom saja telah mendapatkan kekayaan sebesar sebelas kali bumi beserta isinya, bagaimana dengan kekayaan orang yang masuk surga di awal-awal??

Wallahu a'alam bishshawab.

Cerita ini memang telah dimodifikasi, namun keterangan bahwa golongan manusia terakhir yang masuk surga mendapatkan dunia beserta seluruh isinya kemudian ditambahkan lagi sepuluh kali lipatnya ini berdasarkan hadits shahih dari Imam Bukhari dan Imam Muslim radhiyallahu anhuma.

Senin, 17 November 2008

Tentang Cinta

Aku mencintaimu bukan karena apa yang ada padamu
Aku mencintaimu karena hatiku yang memilihmu
Aku mencintaimu karena kau layak menerima cintaku
Bersamamu, kuyakin cintaku kan menjadi cinta yang dewasa

Aku mencintaimu dengan cinta yang terus bertambah dari waktu ke waktu
Hari ini aku mencintaimu lebih dari hari kemarin
Dan kurang dari esok

Aku mencintaimu untuk mewujudkan kebahagiaan dalam hatimu
Namun, jika ada seseorang yang sanggup mencintaimu lebih dari cintaku padamu, akan kurelakan kau untuknya
Tapi jika cintanya tak lebih dari cintaku padamu, jangan harap dia bisa mendekatimu

Apapun kan kulakukan untuk kebahagiaanmu
Karena kebahagiaanmu adalah kesempurnaan cintaku
Tak kan ada yang lebih membahagiakanmu selain cinta yang tulus
Dan itu kan kau dapatkan dari cintaku.

*) untuk seeorang yang akan menjadi sahabat abadiku, yang ku tak tahu siapa….

Sekilas Hati (Qalbu)

Aku berlindung kepada Allah dari buruknya kebodohanku dan kesalahan niatku. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada cahaya sejati; Muhammad SAW., keluarga, para sahabat, serta pengikut setianya hingga akhir zaman.

”Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban” (QS; Al-Isra’: 36).

Dalam hidup bermasyarakat, kita mengenal adanya pemimpin dan yang dipimpin. Agar tatanan kehidupan berlangsung sesuai dengan harapan, sang pemimpin haruslah benar-benar bijaksana dalam mengambil kebijakan dan keputusan. Demikian pula dengan tubuh. Jika diibaratkan tubuh adalah sebuah kerajaan, maka raja dari kerajaan tubuh kita adalah hati. Apa yang dikerjakan oleh tubuh, itu adalah perintah dari hati. Dengan demikian, apabila kita ingin setiap tingkah laku kita baik dan indah, maka hati kitapun harus kita jaga agar selalu bersih dan suci, jauh dari segala bentuk penyakit hati. Rasulullah SAW. Bersabda, ”Ketahuilah, di dalam tubuh itu ada segumpal daging *). Bila ia baik, maka baik pula seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah ia adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hati atau qalbu adalah salah satu unsur gaib dalam diri manusia selain ruh (nyawa) dan nafs (diri). Hati berada di dalam dada, namun jangan sekali-kali membelah dada seseorang hanya untuk mengetahui bentuk dari hatinya karena tidak akan pernah ditemukan sebab hati adalah sesuatu yang gaib. Hati (qalbu) bukanlah hati secara biologi; hati (liver) atau jantung (cor). Allah SWT. Berfirman, ”Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang berada di dalam dada” (QS; Al-Hajj: 46). Dalam suatu riwayat diceritakan saat Rasulullah SAW. hendak mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal RA. menjadi gubernur Yaman, beliau sempat bertanya kepada Mu’adz tentang pedoman-pedoman apa yang digunakannya untuk memutuskan suatu perkara. Sahabat Mu’adz menjawab secara berurutan dimulai dari Kitab Allah, kemudian Sunnah Rasul, lalu ia akan berijtihad apabila masalah tersebut tidak ada dalam Kitab Allah dan Sunnah Rasul. Rasulullah SAW. lalu menepuk tepat di dada Mu’adz dan bersabda, ”Segala puji bagi Allah yang telah menolong utusan Rasulullah dalam menemukan sesuatu yang menyenangkan Rasulullah” (HR. Abu Dawud). Hati halus dalam dadalah yang dirujuk Rasul, bukan kepala tempat otak berada.

Maka itulah wahai sahabat, sebagai mahluk yang lemah, sudah sepatutnyalah kita senantiasa menjaga hati. Berhati-hatilah dengan perkara hati, jangan sampai ia sakit. Karena, sungguh! Sakitnya hati berbeda dengan sakitnya tubuh. Orang yang tubuhnya sakit dapat merasakan sendiri kalau ia sedang sakit, sementara orang lain tidak dapat merasakan sakitnya. Sedangkan orang yang hatinya sedang sakit tidak dapat merasakan kalau ia sedang sakit, justru orang lainlah yang dapat mengetahui bahwa hatinya sedang sakit. Dengan demikian, sering-seringlah kita bertanya kepada teman dekat kita tentang diri kita, apakah ada sifat sombong dalam diri kita, apakah kita suka iri, dengki, riya’, berburuk sangka; baik kepada sesama manusia terlebih lagi kepada Allah, suka menggunjing orang, mencela orang, dll., hal-hal semacam ini kadang-kadang tidak kita sadari ternyata ada dalam diri kita, betul tidak? Maka beruntunglah orang yang dapat menyadari bahwa hatinya sedang sakit, kemudian ia bersegera untuk kembali pada hati yang bersih.

Setelah berbicara tentang hati yang sakit sekarang kita belajar tentang hati yang sehat. Ulama’ salaf mengindikasikan orang yang berhati sehat adalah selalu mengingat kepada Siapa pemiliknya; sehingga ia mau kembali ke jalan Allah SWT.; tunduk dan bergantung kepada-Nya seperti bergantungnya seorang yang mencintai terhadap yang dicintainya. Ia selalu berdzikir dan berkhidmat kepada-Nya. Ciri sehatnya hati adalah jika ia tertinggal atau tidak sempat mengingat dan beribadah kepada Allah, ia akan merasa sakit dan tersiksa melebihi orang kaya yang kehilangan harta. Sudahkah kita merasa seperti itu? Orang yang bersih hatinya tercermin dalam sifat-sifat seperti sabar, ikhlas (saat beramal), ridho (setelah beramal), qana’ah (menerima apapun pemberian Allah), zuhud (tidak cinta dunia), bersyukur, dll.Inilah sekelumit tentang hati yang dapat saya sampaikan. Sebuah informasi yang sangat dasar, namun saya harap dapat mengantarkan para sahabat untuk lebih memahami tentang hati; suatu aset yang paling berharga yang kita punya. Jangan pernah melupakannya karena kesibukan kita, kesenangan kita. Jagalah ia, karena ia bisa membawa kabahagiaan pada diri kita sekaligus kesedihan yang tiada tara bila kita mengabaikannya. Banyak penyakit-penyakit sosial yang melanda masyarakat karena mereka lalai pada hati (qalbu). Kenalilah hati dan permasalahannya dengan mencari ilmu tentang hati. Semoga Allah meridhoi usaha kita, amin.

*) kata ’mudlghota’ dapat diartikan’sesuatu’ dalam arti luas, karena dalam kajian selanjutnya ternyata hati (qalb) itu sifatnya gaib atau tidak berwujud walau sejatinya ia ada.

Senin, 06 Oktober 2008

Mahalnya Sebuah Maaf

HARI itu, saat mengantri proses legalisir KTP di Kantor Catatan Sipil Kabupaten Malang di Kepanjen selesai, aku melihat dari belakang seorang gadis berperawakan tinggi memakai sweeter warna orange. Keadaan ini langsung mengingatkanku pada seseorang yang juga suka memakai sweeter orange dan semua yang berbau orange (ups, maksudnya berwarna orange). Seorang yang pernah kusayangi dengan sayang yang sangat, namun juga pernah kusakiti, yang membuatnya begitu sulit untuk memaafkanku. Waktu melakukan kesalahan itu, tak sedikitpun terbersit keinginan untuk menyakitinya. Namun semua itu telah terjadi. Dia telah memutuskan komunikasi denganku. Apapun alasanku tidak mampu membuatnya bergeming dan mau mengulang semua yang pernah terjadi dari awal.

MENYESAL. Yah, itulah kiranya yang kurasakan saat begitu sulitnya mendapat maaf dari dia. Dan seperti biasa, penyesalan itu hadir setelah kesalahan terjadi. Setelah kata maaf begitu berat dilepaskan. Meskipun Nabi pernah bersabda, "Manusia itu tempatnya salah dan lupa", namun tidak otomatis bisa menjadi alasan yang bisa diterima untuk berbuat salah, karena dia; termasuk juga kita, adalah manusia, bukan Allah yang Maha Pengampun, yang mempunyai keterbatasan pada kelapangan dadanya. Tidak semua orang berlapang dada yang dengan begitu ikhlas memberikan maaf untuk setiap pemintanya. Manusia kadang-kadang terlalu sulit untuk menghapus kenangan buruk yang pernah dialami; termasuk ketika ia disakiti, terlebih lagi seorang wanita. Hal inilah yang membuat sebuah maaf begitu sulit dilepaskan atau kata maaf mungkin terucap, tapi apakah benar-benar dari dalam hatinya?

PELAJARAN yang dapat diambil adalah; jangan pernah berfikir untuk melakukan kesalahan pada orang lain, siapapun dia. Berfikirlah sebelum bertindak. Jangan sampai perbuatan kita menyakiti orang lain, terlebih lagi kesalahan itu membuatnya begitu sulit untuk memaafkan kita. Apa yang menurut kita biasa, mungkin cuma bermaksud bercanda, bisa saja membuat lawan bicara kita tersinggung dan sakit hati. Pahamilah kondisi psikis lawan bicara saat ingin bercanda atau memberi saran, dll. Mungkin niat kita baik, mungkin apa yang kita ucapkan benar, tapi bisa jadi sangat salah apabila kita membicarakannya pada saat yang tidak tepat. Kalau sudah begini....... jangan sampai menyesal lagi, seperti saya. Hiks....hiks.....

Minggu, 27 Juli 2008

Kutitipkan Cintaku Pada-Mu

Dalam setiap tarikan nafasku kuharapkan rahmat-Mu
Sekuat tenaga kutuju ridho-Mu
Meski maksiat setia iringi langkahku
Tapi aku hamba-Mu, ya Allah!
Aku bisa manghindar, pun kerap tenggelam
Ampuni aku, ya Rabb!

Kau sisipkan padaku mata tuk menikmati eloknya karya-Mu
Kau selipkan hati disela ragaku
Hingga aku terhanyut dalam cinta
Bualan hamba-hamba-Mu tentang puncak keindahan
Hambapun tiada mengingkarinya

Rabb!
Wanita itu telah mencuri hatiku
Membuatku ingin menjeratnya
Tuk selalu menjadi milikku
Membuatnya hiasan terindah
Yang setia menyejukkan hariku

Namun hamba tiada berdaya mengikatnya dengan syari’at
Hamba kekurangan,
Hamba lemah!
Takkan pernah hamba milikinya tanpa syari’at, haram!
Meski kutahu indahnya memikat yang lain
Ya Allah, kutitipkan cintaku pada-Mu
Hingga saat Kau izinkan hamba mengikatnya
Atau Kau berkehendak lain
Aku ridho pada-Mu, ya Rabb.

Cinta Untuk Siapa?

Setiap manusia pasti berharap akan cinta
Mencintai dan dicintai
Karena hanya cinta yang mampu menghadirkan keindahan, kedamaian, kebahagiaan, .......
Apapun jalan untuk meraih kebahagiaan, ia pasti berdasar atas cinta
Namun, untuk siapakah cinta itu?

Cinta yang sebenarnya hanya berhak dimiliki oleh orang yang mengerti cinta
Orang yang menghargai cinta, bukan orang yang menginjak-injak cinta
Orang yang menjaga kesucian cinta, bukan yang menodai cinta
Cinta bukanlah milik orang yang sekedar meraih kenikmatan atas nama cinta
Cinta itu bukanlah sekedar kenikmatan jasmaniah.

Terlalu picik pikiran kita jika menganggap cinta itu adalah kenikmatan jasmaniah
Karena jika kenikmatan itu telah hilang, maka cinta juga akan hilang
Itu bukan cinta, sobat!
Itu nafsu.

Cinta adalah milik orang yang mengerti cinta
Yang mencintai dengan ketulusan
Yang mencintai bukan karena alasan materialisme
Keindahan, kekayaan, kehormatan, popularisme, ...........
Demi Allah, semua itu tidaklah abadi
Bukankah kita ingin cinta yang abadi?

Abadikan cintamu dengan ketulusan, sobat!
Cintailah ia karena kau ingin membahagiakannya
Niscaya kaupun akan merasa bahagia
Cintailah ia apa adanya
Hormatilah kekurangannya, terimalah kelebihannya
Dan kau akan merasakan keindahan cinta yang sebenarnya
Jika kau mencintainya, jagalah ia
Bukan menodainya.

Bidadari yang Kurindu


Bidadari yang slalu kurindu
Kini dengan setia menungguku di seberang
Menunggu tuk kujemput dengan kereta cinta
Menuju rumah kebahagiaan yang berakhir surga
Bidadari yang slalu kurindu
Hampir lelah hatiku mencarimu
Jatuh-bangun dalam jebakan cinta palsu
Kini kau hadir seperti cahaya
Membarakan api yang tlah lama padam
Kulihat jalanku kembali terang akan kebahagiaan abadi
Bidadariku, akan kujaga kau dengan segenap jiwa-ragaku
Karena kaulah belahan jiwaku
Yang sempurna dalam hatiku

Kamis, 03 Juli 2008

Lukisan Sempurna




Di malam yang kian larut
Saat kelopak mata perlahan menutup
Anganpun mulai melayang
Melukis sesosok wajah
Yang slalu hadir
Dalam sendiriku
Sesaat terjagaku
Kala luangku
Lukisan sempurnamu
Mengisi ruang kosong dalam benakku
Andai kau mengerti
Sesuatu telah terjadi padaku
Rasa yang halus
Yang tak kan pernah kutahu sebabnya
Karena itu pekerjaan hatiku
Bukan apa yang ada padamu
Sungguh......
Rasa itu tak kan sekuat ini
Jika terlahir karena wujudmu
Sebab kau bukan yang terindah
Tapi kau yang paling sempurna
Dalam benakku
Karena hatiku yang memilihmu

Tentang Bidadariku



Ya Tuhan....
Hatiku terjatuh lagi
Aku melihat bidadari berjalan
Namun tak seperti yang Kau ceritakan
Yah, aku memang masih diatas bumi
Tapi dia benar-benar bidadari!
Subhanallah....
Setiap jengkal tubuhnya adalah keindahan
Setiap sisi jiwanya adalah kecantikan
Tiada tutur katanya selain meredakan resahku
Tiada hadirnya selain mewarnai hatiku
Tuhan.....
Tiada lagi inginku selain ridho-Mu
’Tuk jadikannya bidadari surgaku
’Tuk bahagiakannya selalu dengan tulusku
Meski lemahku, meski kurangku
Lemahkan hatinya untukku
Ya Tuhan....
Aku ingin wanita itu
Untukku

*) terima kasih untuk inspirasiku

Biarlah Cinta.....

Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar
Namun jika cinta kudatangi, aku jadi malu pada keteranganku sendiri
Meskipun lidahku telah mampu menguraikan dengan terang
Namun tanpa lidah, cinta ternyata lebih terang
Sementara pena bagitu tergesa-gesa menuliskannya
Kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta
Dalam menguraikan cinta, akal terbaring tak berdaya
Bagaikan keledai terbaring dalam lumpur
Cinta sendirilah yang menerangkan cinta
Dan percintaan (Rumi)

Taubat


Astaghrirullah….
Ternyata kalimat ini begitu ringan
Sejuk terasa mengaliri relung jiwaku
Mengangkat sisi lemahku
Membuka aib yang selama ini tertutup
Dosaku pada-Mu, ya Robb.

Dalam simpuhku, dalam tundukku
Mengapa baru sekarang mampu kulakukan?
Saat tubuh dan jiwa berlumur noda
Seolah tak ada lagi tempat ’tuk kembali
Ke dalam pangkan-Mu, ya Rabb.

Hari-hari yang telah lalu seperti sungai yang mengalir deras
Dosa-dosa berpacu menuju ke muara
Mengotori samudera masa laluku
Mampukah kutemukan lagi dosa-dosa itu?
’Tuk kumintakan ampun pada-Mu.

Jika waktu adalah pedang, ya Robb
Biarlah pedang itu menebas leherku sebelum kumengerti
Sebelum kuterikat hukum-hukum-Mu
Agar dosaku tak mengalir deras
Namun sekarang….
Pedang itu adalah musuhku
Sebelum Engkau terima taubatku.

Robby….
Seandainya masih boleh hamba meminta
Luruskanlah langkah hamba
Dan jangan hentikan
Sebelum Engkau berkata cukup
Untuk taubatku.

PPMH, 24 Juni 2008.